TRIK DALAM KOREK MESIN BALAP
Berikut ini kami mencoba berbagi
ilmu utk korek harian;
Sebelum melakukan modifikasi engine
motor sebaiknya kita tentukan beberapa hal yang merupakan tujuan akhir dari
modif tersebut.
1. Untuk harian atau balap?
2. Bahan Bakar yang bakal digunakan?
1. Untuk harian atau balap?
2. Bahan Bakar yang bakal digunakan?
Kalo untuk harian disarankan
menggunakan maksimal bahan bakar pertamax plus.
beberapa teknik sesuai urutan yang paling sederhana dilakukan adalah sbb:
beberapa teknik sesuai urutan yang paling sederhana dilakukan adalah sbb:
- Mengganti cdi utk korek harian, tapi harus memilih yang berbasis digital dan bergaransi.. rekomendasi merek brt hyperband atau neo hyperband,
- Mengganti knalpot, racing harian.. klu tdk suka berisik pakai yang tipe silent ada beberapa merek seperti password atau elmer.
- Menaikan sedikit kompresi rasio umunya 9,2:1 bisa dengan mengganti gasker blok dengan yang lebih tipis, menggunakan kerta kalender 0.1mm, sehingga konpresi menajdi 10.1:1, dan masih aman bila menggunakan premium tapi disarnakan pakai pertamax,
- Melakukan porting polish.
disini banyak yang salah mengerti
bahwa porting polish bukan sekedar membersihkan kulit jeruk tetapi memperbaiki
arah aliran atau flow, memperbaiki sudut setting klep dan mereface klep, rimer
karbu.
jangan pernah memperbesar lubang isap dan buang karena akan membuat bensin jadi boros dan tarikan bawah jelek sekali, malah kadang2 ada beberapa motor yang lubang isapnya minta diperkecil contohnya satria 150f,
teknik ini sedikit sulit dilakukan.. tapi hasilnya akselerasi dan top speed bagus sekali dan irit bahan bakar…
jangan pernah memperbesar lubang isap dan buang karena akan membuat bensin jadi boros dan tarikan bawah jelek sekali, malah kadang2 ada beberapa motor yang lubang isapnya minta diperkecil contohnya satria 150f,
teknik ini sedikit sulit dilakukan.. tapi hasilnya akselerasi dan top speed bagus sekali dan irit bahan bakar…
untuk porting rekomendasi di Ahass
Bintangmotor Cibinong, dijamin pasti Siip hasilnya… jasa porting
350rb, tapi yang penting motor tdk dibuat coba-coba.
klu mau keren lagi pakai test Dyno 300rb.
klu mau keren lagi pakai test Dyno 300rb.
Korek
Harian Yamaha Vixion
Dokumentasi HKU Racing di
media Otoplus rubrik oprek – “Korek Harian Yamaha Vixion” naik 1,2 DK..
Tak sedikit surat masuk ke redaksi
OP yang menanyakan soal korek yamaha vixion. Mengingat teknologi yang disandang
Yamaha Vixion adalah injeksi.
Ketakutan untuk menambah performa
mesin injeksi ini masih menghantui mekanik lantaran belum familiar dengan
komponen injeksi seperti sensor, throttle body, ECU, sampai injektor. “Biasanya
mekanik takut terjadi kesalahan karena merusak sistem,” papar Hermanu, mekanik
dari HKU Racing Motorsport, surabaya ini.
Tuner asal surabaya ini membuktikan
kalau korek vixion gampang. Semudah mengorek mesin karburator. ”Sistem
dasarnya sama saja, yang membedakan hanya pengkabutan, throttle body dan
sensor. Walau demikian tetap ada aturannya juga loh,” wanti herman sapaannya.
Nah, yamaha vixion bikinan hermanu
ini dikorek untuk kepentingan harian juga, namun soal peningkatan powernya
cukup lumayan. “Korek mesinnya berdasarkan perhitungan juga,” sebutnya.
Ada 3 prinsip yang digunakan untuk
korek mesin vixion ini. Memperlancar saluran masuk dan buang, memperbesar
rasio kompresi dan memperbaiki sistem penyaluran tenaga yaitu kopling.
Paling awal hermanu melepas kepala
silinder vixion karena permukaanya akan dipapas untuk menambah kompresi.
Mekanik motor ekstrem ini membubut head vixion 0,8mm. “Supaya volume ruang
bakar menjadi kecil dan padat, tapi saat TMA tidak membentur kepala piston.
Bisa sampai 1mm cuma kepala piston harus dicoak,” urainya.
Pembubutan kepala silinder tersebut
mampu menaikkan rasio kompresi jadi 11,5:1 dari asalnya 10,7:1. “Paking tetap
menggunakan asli vixion,”.
Kemudian perbaikan jalur bahan bakar
dan gas buang. Porting disini menjadi kunci meningkatkan efisiensi
volumetrik, “bentuknya tetap sesuai asli, hanya dihilangkan kulit jeruknya
saja. Pembesaran sekitar 0,5mm. Jalurnya didesain agar bensin cepat masuk,”
ungkap tuner hku racing motorsport yang juga meriset vixion 200cc ini.
Yang perlu di ingat disini adalah
pembuatan porting tidak pada intake saja, melainkan tembus hingga dudukan klep.
Ini diperlukan agar gas segar tidak terhambat satu sisi saja. Melainkan lancar
jaya dari saat masuk hingga sampai ke ruang bakar.
perlakuan menghilangkan kulit jeruk
di dalam porting masuk, juga berlaku pada exhaust. Walau sama-sama diperlebar
0,5mm , hermanu membuat permukaan porting lebih licin dibanding porting masuk.
Bagian porting memang penting
sebagai jalur bensin dan gas buang. “Selain itu di skur ulang agar kompresi
tidak bocor,” ujar hermanu yang saat ini bengkel nya sedang promosi seting CO
gratis selama bulan juli.
Nah, bagian kepala silinder sudah
cukup membangkitkan tenaga. Kini perubahan dilanjutkan pada sistem kopling.
“Kelemahan vixion ada pada kampas kopling dan per kopling,”
Oleh tuner surabaya ini, kampas
kopling vixion diganti milik Yamaha Scorpio bikinan BRT, kemudian per
kopling ditukar modifikasi HKU Racing yang lebih kaku dari standar vixion.
Selain penggantian kampas, hermanu
juga mengubah kombinasi kopling. “Kampas vixion jumlahnya ada 5 buah. 4 kampas
model lebar dan 1 kecil yang disebut judder spring. Sistem ini yang membuat
oper gigi menjadi halus.
“Judder spring itu dihilangkan,
diganti kampas kopling serta plat kopling biasa. Jadi vixion sekarang
menggunakan 5 kampas kopling lebar,” tutur tuner yang buka padepokan di jl rawa
baru 1 no 31, surabaya ini.
Hasilnya benar-benar lebih galak
dari standar, karena korek harian yamaha vixion ini mampu membangkitkan
power vixion dari 13 DK (berdasarkan dyno test) menjadi 14,2 DK. Ini knalpot
masih standar dan noken as standar, serta belum ada perubahan pada throttle
body dan tidak pakai piggy bag”.
Tips Korek suzuki smash
Tips Korek suzuki smash
PERHATIAN!!! Gambar ini hanya
sebagai contoh semata!!!!
Spesifikasi (tips):
Piston Shogun 110. Material kuat, pucuk piston lebih nongol
Kem Shogun 125. Durasi lebih gendut
Pengapian Vega. tanpa limiter
Ingin meningkatkan performa motor,
mesti perhatikan kualitas serta kekuatan komponen yang dipakai. Memang sih di
pasaran sudah banyak dijual part kompetisi. Tapi banderolnya tau sendiri,
lumayan mencekik isi dompet. Paling parah, banyak merek aneh dan aspal (asli
tetapi palsu) yang kualitasnya gak jelas. Padahal, bisa kok mensubtitusi
komponen orisinal motor sejenis yang kualitas dan kekuatannya sudah terbukti
gemilang di arena balap.
PANAS TINGGI
Ambil contoh Suzuki Smash. Bebek pabrikan berlambang ‘S’ ini secara teknologi mesin lebih unggul dari saudara tuanya, Shogun 110. Namun sayang, untuk dipakai balap beberapa komponennya gak tahan gesekan ekstrem, panas maupun kompresi tinggi. Mengakalinya, “Bisa adopsi piston orisinil Shogun 110. Yang asli buatan Jepang, materialnya kuat dan tahan gebukan kompresi tinggi,” bilang Adriansyah, mekanik Adri Racing Shop di Rawamangun, Jaktim. Disamping kuat, pucuk piston juga lebih menonjol. Sehingga membantu mendongkrak kompresi.
Ambil contoh Suzuki Smash. Bebek pabrikan berlambang ‘S’ ini secara teknologi mesin lebih unggul dari saudara tuanya, Shogun 110. Namun sayang, untuk dipakai balap beberapa komponennya gak tahan gesekan ekstrem, panas maupun kompresi tinggi. Mengakalinya, “Bisa adopsi piston orisinil Shogun 110. Yang asli buatan Jepang, materialnya kuat dan tahan gebukan kompresi tinggi,” bilang Adriansyah, mekanik Adri Racing Shop di Rawamangun, Jaktim. Disamping kuat, pucuk piston juga lebih menonjol. Sehingga membantu mendongkrak kompresi.
Komponen lain Smash yang juga kadang
enggak kuat menahan kompresi dan panas tinggi adalah klep. “Biasanya suka
bengkok,” tutur Adri, sapaan akrab Adriansyah. Maklum umumnya motor
berspesifikasi balap putaran mesinnya tingi serta pembakaran di ruang bakar
lebih dahsyat. Kalau buat harian sih gak masalah. Jadi, sudah pasti panas yang
dihasilkan lebih ‘gila’ ketimbang motor harian. Nah, dulu para mekanik road
race nasional sebelum menggunakan klep kompetisi seperti merek TK dan
sebagainya, yang kerap dipakai adalah punya Shogun 110 atau 125 cc.
“Beberapa komponen Shogun, terutama
yang 125 cc bisa saling tukar dengan punya Smash. Memang sih tidak persis
banget, tapi bisa dipakai dan mudah untuk penyesuaiannya,” bilang Ibnu Sambodo,
tuner Suzuki Hendriansyah Pennzoil yang boleh dibilang rajanya korek Smash.
Untuk klep, rata-rata yang sering digunakan adalah milik Shogun 125.
Bukan cuma klep saja, kem Shogun 125
juga bisa dipasang pula ke kepala silinder Smash. “Durasi kem Shogun 125 memang
lebih bagus buat diterapkan ke Smash. Karakter bukaannya lebih gendut sehingga
pasokan bahan bakar bisa lebih banyak,” timpal Adri. Tetapi tentunya ada
beberapa langkah penyesuaian yang mesti dilakukan.
Selain Smash, Yamaha Jupiter Z juga
bisa diterapkan trik senada dengan mengandalkan beberapa komponen saudaranya,
yakni Yamaha Vega. Part Vega yang paling sering dicomot adalah komponen
pengapian, mulai dari koil, CDI sampai pulser. “Soalnya CDI Vega tanpa limiter.
Sehingga rpm mesin bisa tinggi,” tukas Heri Purnomo, mekanik Yamaha Revtex ART.
Buktinya, walau cuma pakai onderdil pengapian orisinal Vega di Jupiter Z pacuan
Wawan Hermawan, Heri mampu mengantar Wawan jadi juara nasional kelas pemula.
Oh ya, menurut Heri beberapa
komponen Jupiter Z juga ada yang gak kuat menerima gesekan dan panas ekstrem.
Antara lain pelatuk klep. “Sudah beberapa kali bantalan pelatuk klep asli
terkikis dalam. Sehingga clearance klep sering berubah-ubah,” bebernya. Sebab,
umumnya di mesin kompetisi per klep diganti dengan yang lebih keras. Akibatnya
angkatan klep jadi keras pula. Sehingga tekanan noken as terhadap bantalan kruk
as jadi makin kuat.
Heri memprediksi lantaran bantalan
pelatuk klep dibuat menyatu batang pelatuk. “Selain itu bahannya mungkin kurang
kuat buat menerima tekanan keras,” ujarnya. Berbeda dengan punya Vega. Bantalan
pelatuk dibikin terpisah. Sehingga terlihat seperti tempelan. Bahannya juga
terbuat dari baja kuat. Heri yang sudah cukup lama menerapkannya di Jupiter Z
pacuan Wawan mengaku tak pernah lagi mendapat kendala bantalan pelatuk cepat
terkikis. Oh ya, pakai pelatuk klep Vega ke Jupiter Z tak perlu ada
penyesuaian.
Porting head Satria F150
Alhamdulillah,
Bersyukur masih bisa diberi
kesempatan untuk terus berbagi cerita dengan kawan-kawan semua, disela
kesibukan bengkel yang semakin padat berisi ( hahahha… awas jangan mikir
ngeres :p ), dikejar-kejar deadline, akhirnya kami dapat membagi sedikit ilmu
dan kesempatan yang diberikan oleh ALLAH Swt kepada kami dalam hal modifikasi
mesin, hehehe… kalau tentang fatwa rokok mah kita belum ada waktu untuk
menelaah :p
Kiks RAT pusing liat beginian
Di awal tahun 2010 ini, kami awali
dengan membuka sedikit rahasia korekan dahsyat suzuki Satria F 150, berbekal
kemampuan yang dimiliki mas wawan dalam membidani mobil balap drag saya dulu,
tentu bukan hal yang sukar memahami kinerja mesin berbasic dua noken as dalam
satu kepala silinder atau terkenal dengan istilah DOHC. Apalagi selama ini,
spesialisasi kami dalam menangani mesin 4 klep, seperti yamaha Jupiter MX tidak
pernah berhenti dalam belajar, riset, dan inovasi. InsyaALLAH, korekan simple
ini akan sangat mengena.
Head racing satria F150
Fokus tetap pada modifikasi sektor
otak tenaga motor 4 ketuk, yaitu pada desain kepala silinder, noken as,
konfigurasi katup, jalur pemasukan dan pembuangan bahan-bakar, serta
perbandingan kompresi. Katub standard yang berdimensi 22 milimeter pada inlet
dan 19 milimeter pada outlet, pastinya langsung kita lengserkan, lha wong MX
aja biasanya pake katub Satria F bahkan spec 2010 mengadopsi katub yang lebih
besar lagi, masak satria F pake katub standardnya, lha nanti kalau ditengah
jalan disalip MX dikiranya Sulapan, trus setengah percaya ga percaya hehehehhe
dialing cam satria F150
Sebenarnya apa kurang besar sih katub
standard FU? Untuk desain motor standard itu sudah lebih dari cukup. Dengan
dimensi piston berdiameter 62mm, katub inlet fu yang berdiameter 22mm itu kalau
di konversi menjadi single valve aslinya sudah sebesar 31mm. HAH?! Gede
banget..?! Ga percaya? mari kita hitung, luasan area tiap katub Fu senilai 380
mm persegi, didapat dari perkalian konstatanta Phi dengan kuadran jari-jari
katub. Hasil itu dikalikan jumlah katub yang sebanyak 2 biji, didapat 760 mm
persegi. Nah luasan ini akan kita pakai untuk mencari diameter katub jika Fu
itu memaki single valve saja, maka 760 dibagi konstanta 3,1416, hasilnya
kemudian di akar kuadrat untuk mencari jari-jari katub bayangan. Ketemu hasil
akhirnya = 15,55mm itu jari-jari katubnya. Nah kalau diameternya berarti ya 31mm
toh. Bandingkan dengan tiger yang memiliki piston 63.5mm dengan katub inlet
31.5, fu memiliki bore to valve ratio lebih besar dibanding tiger. Tapi itu kan
untuk ukuran standard…
Suzuki satria F 150
Kalau modifikasi ya langsung saja
benamkan klep 24/21mm ke kepala silinder Satria F, untuk mengimbangi silinder
yang dijejali piston SCORPIO. Ukuran itu sudah cukup pas seperti bawaan Scorpio
yang berdiameter klep inlet 34mm. Torsi lebih besar, disokong dari kapastitas
torak silinder yang membeludak 8mm. Nafas mesin disokong dari dimensi katub
lebih besar, alhasil bisa dibentuk ulang geometri porting yang lebih luas.
Bore UP Suzuki Satria
Ditambah angkatan noken as setinggi
hampir 8milimeter. Untuk mendesain noken as satria F150 ini, kita pun meriset
alat bubut noken as yang baru, selain buka-buka lagi buku noken as, ngerpek
hehehehe… Alat yang baru dengan fitur pengunci durasi, memaksimalkan
kepresisian kinerja cam, sehingga antar 1 lobe cam dengan lobe yang lain dapat
ketemu titik phasing yang sama serta profil cam serupa. Dengan adanya pengunci
durasi ini kita jadi lebih mudah membikin kem, tinggal tetapkan patokan yang
dimau, nyalain mesin kem, tinggal merem juga jadi deh hehehehehe…
Belajar tiada henti…
Mesin bubut cam terbaru, lebih
stabil, lebih presisi
Venturi karburator agar dapat
mensupplay nafas tenaga mesin minimum 28 milimeter dengan sistem bukaan skep
langsung bereaksi terhadap kabel gas, tidak seperti karburator bawaan motor
yang lemot… heheheheh ga sporty banget.
Kemudian bagaimana mensiasati bentuk
porting satria F150 yang cenderung oval? Jangan pusing, lha wong porting Bajaj
pulsar yang bentuk kotak aja kita bisa pecahkan solusinya, apalagi ini… yeekkkk
guaya… langsung ditimpuk sandal dah kalok belagu
Pada jaman dahulu kala, saat berguru
di padepokan silat, sang suhu racing mengajarkan ilmu konversi geometri oval ke
dalam bentuk bulat. yaitu panjang + tinggi, dikali 50 %. Waktu itu saya
ga percaya eh disuruh nyopot karburator motor jupiter saya, disuruh ngukurin,
trus suruh bongkar n bersihin karburator sekalian, lalu ukur diameter tabung
skep jupiter, eh lah kok sama dengan rumusnya… nemu nang di wong iki rumus koyo
ngene, apes deh kena dikerjain suruh bersih2 karburator gara2 ga percaya
wkwkwkkw Ya sementara ini pake
rumus itu dulu sampai nanti saya temukan rumus yang lebih presisi pake sin cos
tangen , kalok makin rumit kan kayaknya lebih keren gitu hehehehe…
Porting head satria F150
Akhirnya dengan patokan itu, mas
wawan langsung saya komando untuk melebarkan porting satira f sepanjang 30
milimeter dengan tinggi sebesar 26 milimeter. Didapat hasil konversi porting
sebesar 28 milimeter, ya cukupan lah untuk mengatur gas speed dan velocity
satria F yang rendah karena langkah nya pendek. kalau portingnya kebesaran
justru bisa-bisa motor jadi boyo n ngos-ngos an… Gawat tuh.
Sama halnya dalam porting
exhaust suzuki satria 120 R, kalau exhaust port ketinggian, durasi terlalu
besar, rasio kompresi dinamis rendah otomatis motor loyo, kecuali squish pada
silinder head dipadatkan dan minta bahan-bakar oktan tinggi baru mau, ya tapi
kan ga cocok kalau buat harian…
Satria 120 R
Eh kok jadi bahasin 2 tak ya
ehehhehe… tapi seru juga kok modif suzuki satria 2 tak, jadi inget masa SMA
dengan desain knalpot 3V3, plus dibenamkan piston dari motor sport RGR 150cc…
karburator SP 28mm, biuuuhhhhhh… ngeri! Tapi menyangkut masalah knalpot suzuki
2 tak ini, dari dulu, jika tukang knalpot ente mau berkata jujur, pasti bilang
susah menemukan setelan yang pas, apalagi jika basic korekan mengandalkan
knalpot standard meski silincer sudah dibenami pipa 20 milimeter. Namun dengan
perhitungan yang ada, paling tidak kita bisa membuat desain yang ideal untuk
karakter mesin tertentu. Tinggal ketelatenan mekanik lah yang menentukan hasil
akhir setingan.
Tuning Blok Suzuki Satria
Lanjut ke satria baja hitam kita,
selesai desain mesin, kita cari aksesoris pelengkap pembangkit tenaga, otak
pengapian kita percayakan REXTOR untuk menyelaraskan kurva dengan laptop. Kemudian
gas buang kita belanjakan dari produk CMS, lekukan dan dimensi pipanya menarik
hati, meski 20 lembaran uang merah harus dikorbankan pemilik motor untuk
meminang knalpot istimewa ini. PERFECTO DE ITALIANO Keren modis gaul dan bisa
dibuat balap… ya Satria F150.
Leher pipa knalpot CMS
Korek Motor Balap , Bukan suatu yang aneh
jika tunggangan balap liar sarat dengan trik. Cara smart mencari celah
kelemahan motor lawan. Apalagi regulasi motor balap liar itu buram alias nggak
jelas seperi balap resmi. Semua motor bisa gas pol.., rem pol…
“Yang penting jenis motor sama atau masih dalam satu varian. Selain itu, tampilan motor harus dominan standar. Tapi balap ini nggak menutup kemungkinan adu beda varian dan tergantung gimana kesepakatannya
“Yang penting jenis motor sama atau masih dalam satu varian. Selain itu, tampilan motor harus dominan standar. Tapi balap ini nggak menutup kemungkinan adu beda varian dan tergantung gimana kesepakatannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar